The New Gate Volume 5 Chapter 1 Part 1 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Jumat, 02 Februari 2018

The New Gate Volume 5 Chapter 1 Part 1






 Volume 5 Chapter 1 - Part 1
 
TLN: Mungkin ini pertama kalinya aku memberi komentar dikerjaanku, akan ada sedikit perubahan dari Tempat Suci menjadi Sacred Place, dan sistem skill akan kujadikan ke bahasa aslinya saja. Jujur, perbedaan sistem dan non sistem membuatku sakit kepala. Terima kasih sudah mensupport kami, dan silahkan nikmati Volume terbaru... btw, mulai dari vol ini, cerita akan semakin bagus karena ada tokoh lain yang datang...


“Aku melihatnya!”

Ini adalah hari ketika sejak Shin dan puteri kedua Kerajaan Bayreuth, Rionne, telah diteleport ke Sacred Place, Kalkia. Kota Benteng, Balmel, akhirnya terlihat oleh kedua orang yang terus bergerak ke arah selatan.

Pada umumnya, mustahil untuk sampai dalam tiga hari, tapi mereka adalah Chosen Ones kelas atas. Bisa dibilang, kecepatan mereka melebihi kecepatan naga terbang. 

Sama halnya dari Sacred Place ke Balmel, jarak Balmel dengan kerumunan monster masih cukup jauh. Karena Goblin dan monster lain  membuat jalan mereka lambat, mereka mungkin masih membutuhkan waktu seminggu untuk sampai ke Balmel.

 “Aku akan bertemu dengan Penguasa Feudal. Shin, tolong kamu me laporkan ke Guild Petualang tentang masalah ini.”

 “Baiklah. Lalu, apa yang akan kamu lakukan setelah itu?”

 “Saat menahan serangan monster ‘Flood’ skala besar tiba, kerjasama dari guild dan prajurit sangat diperlukan. Itu berarti Chosen Ones akan berkumpul segera.”

 “Baiklah.”

Waktu baru saja melewati tengah hari. Karena ini tidak terlalu pagi ataupun tidak terlalu malam, Shin tidak perlu menunggu di meja resepsionis.

Rionne memberitau keadaan yang terjadi ke penjaga yang ada di ruang penjaga gerbang, dan Rionne langsung diantar kedalam kastil Penguasa Feudal..

Shin juga bertanya ke penjaga tentang tempat dan jalan menuju Guild Petualang.

 “Apa ini pertengahan antara Bayreuth dan Falnido?”

Apa yang Shin bicarakan adalah tentang ras penduduk yang sedang berjalan. Ada lebih banyak beast disini daripada di Bayreuth, dan lebih banyak human dibanding di Falnido. Dia juga melihat beberapa Elf dan Dragnils.

Poin utama dari pertahanan adalah untuk menahan monster yang meluap dari Sacred Place. Selain itu, karena kota ini berada di sebelah laut dan pegunungan, ini mungkin mengakibatkan bermacam-macam ras berkumpul.

 “kota ini tampak hidup.”

Shin berjalan dengan cepat beberapa  dan melihat papan mereka yang tak asing.

Shin membuka pintu bangunan itu, lalu masuk kedalam dan berjalan ke arah loket.

 “Permisi, bisakah kamu menyampaikan sesuatu ke guild master?”

 “Maaf untuk membalasnya dengan pertanyaan, tapi bisnis jenis apa yang kamu miliki dengan Guild Master?”

Resepsionis yang menjaga adalah elf wanita, yang memberikan kesan sebagai pekerja perempuan yang menggunakan kacamata, bertanya ke Shin dengan tatapan ragu.

Ini adalah pertama kalinya Shin datang ke Balmel, jadi dia tidak memiliki seorang kenalanpun. Ketika seorang petualang tanpa kenalan meminta untuk memanggil Guild Master, mungkin kamu juga akan berpikir bahwa itu hal yang mencurigakan...

 “Aku memiliki informasi ‘Flood’. Selain kartu guild, aku juga bisa menjamin dengan posisi sosialku.”

 “...Tolong tunggu sebentar.”

Resepsionis itu terdiam sejenak sebelum membungkuk dan pergi masuk ke dalam ruangan.

Sepertinya dia tidak bisa mengabaikannya jika itu mengenai ‘Flood’.

 “Silahkan lewat sini.”

Resepsionis itu kembali setelah beberapa saat kemudian, dan meminta Shin untuk pergi ke ruang belakang.

Sepertinya desain dalam guild hampir sama dengan dengan guild di semua kota. Mereka hanya berjalan sebentar dan sebuah pintu besar terlihat, dan resepsionis itu mengetuk pintu besar tesebut.

 “Ini Eliza. Aku membawa petualang yang tadi aku bicarakan.”

 “Pintunya tidak terkunci. Biarkan dia masuk.”

Jawaban yang datang dari sisi balik pintu itu adalah suara laki-laki.

Sepertinya nama resepsionis ini adalah Eliza.

Shin memasuki ruangan melalui pintu yang Eliza buka.

 “Selamat datang di Guild Petualang. Aku adalah Guild Master disini, namaku Baren Lakt. Aku diberitau bahwa kamu membawa informasi mengenai ‘Flood’, bisakah kamu ceritakan lebih rinci tentang itu?”

Ketika dia meminta Shin untuk duduk di sofa, Shin merasa kalau dia sedang diawasi.

Penamplan Baren hanyalah seperti seorang pria yang baru saja melewati umur 60 tahun. Hampir seluruh rambutnya berwarna putih; dia juga memiliki keriput di wajahnya.

Tapi, walaupun dia terlihat ramah, tatapan matanya yang tajam tidak membuat Barlux terlihat rendah.

 “Aku Shin. ‘Flood’ muncul disekitar Sacred Place Kalkia. Pasukan utamanya terdiri dari Goblin, Orc dan monster humanoid lainnya. Dilihat dari kecepatan pergerakannya, aku pikir mereka akan membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk sampai sini.”

 “...Dilihat dari perkataanmu, sepertinya kamu sudah melihatnya, boleh aku tau darimana kamu mendapatkan sumber informasi itu?”

 “Seperti yang kamu katakan, aku sendiri yang melihatnya. Aku tidak bisa mengatakannya secara rinci, tapi aku bisa memastikan bahwa segerombolan monster itu bergerak ke arah Balmel saat aku pergi ke daerah sekitar Sacred Place. Rekanku sudah pergi untuk menghubungi Penguasa Feudal kota ini.”

 “Ke penguasa feudal? Apa mungkin orang yang menemanimu mempunyai status sosial yang tinggi?”

Tanya Baren sambil mempersempit matanya.

Jika seseorang yang bisa bertemu dengan Penguasa Feudal dengan segera, orang itu pasti memiliki status sosial yang tinggi sampai tingkat tertentu. Seperti yang diharapkan dari guild master dari kota dekat Sacred Place, dia cepat mengerti.

 “Kamu akan tahu tentang status temanku. Informasi seharusnya akan sampai ke dirimu segera. Disamping itu, apa kau mempercayai informasiku?”

 “Hrm, aku tidak bisa diam saat mendengar kata ‘Flood’. Tapi dalam situasi saat ini, tidak ada bukti untuk membuktikan apa yang kamu katakan――”

Baren berkata sambil menaruh tangannya ke dagu.

Tapi, sepertinya dia sudah mengirim pesan untuk memastikan informasi yang bertentangan dengan perkatannya.

Ada beberapa orang yang meninggalkan guild dengan tergesa-gesa; Shin bisa merasakannya.

 “Jika kamu bilang kalau kamu adalah petualang rank A, ceritanya akan berbeda.”

Baren seharusnya bisa bertindak dengan cepat. Tapi, karena dia adalah seorang guild master, dia tidak bisa menerima informasi Shin begitu mudah.

 “Lalu, bagaimana dengan ini?”

Menerima tatapan yang terlihat seperti sedang menyelediki, Shin mengeluarkan surat pengenal dari Tsuki no Hokora dari Item Boxnya.

 “Ini...”

Eliza tak bisa berkata-kata saat dia melihat surat pengenal

 “Aku sudah memiliki jaminan kalau ini asli oleh Guild Master Bayreuth.”

 “...Baiklah, karena kamu menunjukkan ini. Aku tidak punya pilihan lain selain mempercayaimu.”

Tatapan ragu dari Baren tiba-tiba menghilang.

 “Apa kamu tidak ingin memastikannya?”

 “Sayangnya, aku tidak memiliki surat pengenal. Tapi, aku bisa menghubungi Barlux-dono. Bahkan jika kamu berbohong, aku akan mengetahuinya segera.”

T/N: Untuk mengetahui asli atau tidaknya surat itu, bisa dengan saling mendekatkan surat pengenal itu, dan jika asli maka stempelnya akan bersinar.

 “Terima kasih――”

 “Uh huh, saat ini aku secara resmi menyatakan ini sebagai keadaan genting.  Jika temanmu sudah memberitahu ke Penguasa Feudal, maka para prajurit akan bergerak segera. Segera setelah laporan datang, kita akan memulai persiapan untuk pengevakuasian warga. Eliza, tolong hubungi wakil dari tiap guild.”

 “Baiklah.”

Eliza yang menerima perintah dari Baren langsung pergi meninggalkan ruangan.

Pengorganisasi prajurit dan unit, pengadaan barang, dan pengevakuasian warga; ada banyak hal yang perlu dilakukan mulai sekarang.

 “Apa yang ingin kamu lakukan setelah ini? Aku tebak kamu adalah Chosen One kelas atas kan? Tolong kerjasamanya karena aku ingin menanyakan sesuatu, tapi...”

 “Kamu tidak perlu untuk meminta. Sebagai Chosen One kelas atas, kamu bisa mengharapkanku untuk membantumu.”

 “Itu melegakkan. Kalau begitu, akan bagus jika kamu melakukan pertemuan dengan Chosen Ones lainnya di kota ini.”

Dalam perkataan Baren, Chosen Ones akan menjadi pasukan utama. Karena Chosen Ones kelas atas tidaklah sama dengan petualang biasa ataupun ksatria, mereka akan bersatu membentuk party diantara teman-teman Chosen Ones dan ikut berperang.

Karena mereka sendiri banyak yang sudah memiliki senjata sendiri, mereka tidak membutuhkan banyak waktu dipersiapan tidak seperti petualang biasa.

 “Saat ini ada beberapa Chosen One yang melindungi Balmel, tapi aku dengar ada yang...”

 “Kamu sudah mengetahuinya ya? Aku juga prihatin dengan hal itu, tapi kekuatan kita meningkat saat karena kamu telah bergabung. ini menjadi lebih baik adalah apa yang aku pikirkan.”

 “Temanku juga seorang Chosen One, jadi kamu bisa mengandalkan kami.”

 “Syukurlah...”

Setelah mencari tahu tempat toko yang sering disinggahi Chosen One, Shin meninggalkan guild petualang. Walaupun semua diantara mereka adalah Chosen One, bukan berarti mereka akan menjadi petualang ataupun ksatria.

◆◆◆◆



 “Ini tempatnya ya? Aku sudah pernah melihat papan tanda itu disuatu tempat sebelumnya.”

Shin berbicara saat dia berjalan lurus disepanjang jalan dan menemukan papan tanda.

Kaki hewan dan ikan kecil tergambar di papan tanda membuat Shin memiringkan kepalanya.

 “Kaki hewan, ikan kecil... tunggu,itu... ikan sarden kering?”

Kaki hewan dan ikan sarden kering. Dari kombinasi itu, ada sesuatu yang melintas di benak Shin.

 “Nama tokonya adalah ‘Nyan Da Land’...? Ja-Jangan bilang...”

Sambil mengingat orang yang seharusnya tidak berada di dunia ini, Shin membuka pintu toko tersebut.

Bel berbunyi dan Shin masuk ke dalam toko, disana, ada bar dengan suasana yang tenang. Shin akrab dengan suasana ini, bahkan dia sampai kehilangan beberapa saat bagaimana dia harus berjalan di dalam ruangan yang dia begitu akrab dengannya.

 “Hm? Pelanggan, aku benar-benar minta maaf, tapi kami sama sekali belum buka. Kamu bisa menikmati minuman yang lezat setelah matahari agak sedikit turun lagi, ok?”

Shin menegang, sebuah suara laki-laki terdengar dari bagian dalam toko.

Shin juga tidak asing dengan suara itu, dan dia menoleh ke arah suara berasal.

 “........Hibineko-san?”

 “Memang benar aku dipanggil dengan sebutan itu oleh teman dekat ku, tapi... Nyaa Nyaa Nyaa!?”

Hibineko-san memperlihatkan keterkejutannya dengan seluruh tubuhnya saat dia memastikan wajah Shin.

Ras Hibineko-san adalah Kucing dari High Beast. Untuk penampilannya, tidak ada cara yang lebih baik untuk menjelaskannya selain dari kucing yang berjalan dengan dua kaki dan memakai pakaian.

Wajahnya hampir seluruhnya berwarna putih, tapi hanya telinganya saja yang berwarna hitam. Sebagian bulu di wajahnya telah berubah menjadi abu-abu untuk alasan tertentu; itu seperti retakan dilantai.

Alasan kenapa Shin memanggilnya “Hibineko” adalah karena pecahan warna abu-abunya. Dan nama Avatarnya di game adalah ‘Nekomata@Rising’.

Jika seseorang hanya mendengar suaranya saja, orang itu akan mengira Hibineko sebagai pria baruh baya, tapi karena tubuhnya yang pendek dan kostumnya yang terlalu kekartun-kartunan, dia terlihat seperti maskot hewan dari taman hiburan.

Jika ditambah tanda seru di atas kepalanya, dia akan menjadi karakter lucu dari manga.

 “Apa kamu seorang a-aktor pengganti?”

 “Siapa yang! Ah, tidak, Kenapa bisa? Hibineko-san, kamu di game kematian kan...”

Kamu seharusnya sudah mati.

Meski Shin tidak mengatakannya, dia tahu kalau dia tdak salah. Tapi, Analyze sudah pasti memperlihatkan ‘Nekomata@Rising’.

 “Ya ampun, Kamu Shin-nyaa...?

 “Ah... Kamu memang Hibineko-san... tapi, pertama-tama apa aku harus berhenti memanggilmu dengan nama itu?”

Shin merasa kalau ketegangan sudah menghilang, karena “-nyaa” yang ditambah di akhir nama adalah panggilan khas dari Hibineko. Bahkan jika dia pikir kembali saat masih dalam game biasa, Hibineko adalah player yang dapat merubah mood secara tidak sengaja.

 “*Menghela*, meskipun aku tidak begitu paham, ini sudah lama ya Hibineko-san. Ah maaf, apa lebih baik ku panggil Nekomata@Rising-san?”

 “Mugu! Bisa mengetahui nama asliku, kamu memang Shin-nyaa!”

 “Aku hanya melihatnya dari Analyze. Ah, tolong berhentilah memanggilku sebagai Shin-nyaa.”

Sambil berkomunikasi seperti dulu, Shin mulai mengeluh.

 “Fumu, kamu benar-benar Shin... Hei, Shin. Aku ingin memastikan sesuatu, apa kamu sudah mati?”

 “Tidak, aku belum mati, seharusnya.”

Shin berbicara secara singkat tentang apa yang terjadi dengan dirinya setelah mengalahkan ‘Origin’.  Dia seharusnya tidak mati setidaknya.

 “Tidak tidak, Hal semacam itu...”

 “Aku malah penasaran kenapa Hibineko-san bisa ada disini.”

 “Aku juga tidak tahu. Setelah kehilangan nyawa di game kematian, tiba-tiba aku bangun, dan aku menemukan diriku sedang tertidur di daratan rerumputan. Level, stat, dan Item. Tidak ada yang berubah sebelum aku mati, jadi aku tidak memiliki waktu yang sulit untuk hidup.”

Balmel sepertinya adalah tempat pertama yang dia datangi, ada yang bilang bahwa dia aktif sebagai petualang disini.

 “Lalu, bagaimana dengan toko ini?”

 “Selain menjadi petualang, ini cocok dengan karakterku.”

Bar ‘Nyan Da Land’ adalah nama toko yang Hibineko buka saat di game.

Sebagian menu makanan kucing juga belum berubah.

 “Dan aku menjadi penanda  saat player lain datang.”

 “Selain kamu, ada yang lain?!”

Rupanya, situasinya lebih besar dibanding apa yang Shin pikirkan.

Player yang seharusnya sudah mati di game kematian atau sesuatu; ini jauh lebih dari yang diharapkan.

 “Sejauh yang kutahu, Shadow-nyaa, Ho-nyaa, Masa-nyaa, Hira-nyaa sudah datang kedunia ini. Tapi...”

 “Tapi?”

 “Ada PK juga diantara orang yang datang.”

 “PK?!”

Setelah mendengar player lain sudah datang, Shin pikir bahkan jika mereka mati di dunia asli, mereka paling tidak bisa hidup di dunia ini, tapi ekpresinya berubah saat dia mendengar lanjutan perkataan Hibineko.

PK atau bisa disebut Player Killer; ini mengacu pada tindakan dimana player membunuh player lain, atau player yang melakukan hal semacam itu. 

Berbicara tentang PK di game kematian, sebagaian besar player memilih untuk membunuh orang-orang yang jahat.

 “Kamu tahu siapa yang datang ?”

 “Aku masih tidak bisa mendapatkan semuanya. Tapi, tidak salah lagi Hameln sudah datang.”

 “Orang itu sudah datang? Ini akan menjadi masalah...”

Hameln, Shin yang mendengar nama itu langsung berubah menjadi kaku.

Hameln adalah player yang dikenanal sebagai pelaku PK-MPK (Monster Player Kill) di game kematian.

Sebagai High Pixie, dia memiliki kekuatan tarung lebih besar dibanding Chosen One kelas atas di dunia ini, meski tidak sebesar Schnee.

 “Bahkan di dunia ini, dia sudah menjadi daftar buronan di banyak negara.”

 “Apa yang sudah dia lakukan?”

Meski Shin sudah menduga tanpa perlu mendengarnya, Shin tetap bertanya.

 “Dia membawa monster dalam jumlah besar dan menyerang sebuah kota. Itu bukanlah kota yang besar, tapi, dikatakan bahwa kota itu hancur total.”

 “Si bajingan itu. Bahkan disini, dia masih melakukan hal yang sama, huh?”

Untuk Shin, yang memiliki hubungan saat dia mengakhiri hidup Hameln di game kematian, dia heran kenapa ada player semacam itu di dunia ini.

 “Tidak ada gunanya jika kita memikirkannya sekarang. Omong-omong, kenapa kamu datang ke toko ini, Shin?”

 “Ah, meski aku pikir kamu akan segera dihubungi tentang kejadian ‘Flood’. Guild master mengatakanku, akan lebih baik jika kamu melakukan pertemuan dengan Chosen Ones lainnya.”

 “Jadi itu masalahnya ya? Kalau begitu, aku akan memanggil Shadow-nyaa dan yang lainnya.”

Hibineko diam untuk beberapa saat.

Karena Hibineko juga seorang player, Shin tahu kalau Hibineko sedang menggunakan Mind Chat.

 “Saat aku berbicara tentang mu Shin, dia bilang dia akan segera datang.”

 “Apa mereka ada di dekat sini?”

 “Mereka adalah tetangga sebelahku. Apa kamu tidak melihat papan tandanya?”

 “Aku lebih memerhatikan papan tanda dengan kaki hewan..”

 “Untuk melewatkan kafe ‘B&W’ , kamu masih memiliki perjalanan yang panjang, Shin.”

 “ ‘B&W’? itu toko milik Shadow-san dan Holly-san?”

 “Benar. Oh iya, mereka juga memiliki seorang putri.”

 “Yang benar saja?!”

 “Mereka memiliki putri” , Shin kaget dengan kalimat itu.

Bahkan mantan pemain sepertinya bisa membuat anak di dunia ini.



 “Apa benar Shin-chan ada disini?!”

 “Hei Holly, tenanglah sedikit.”

Membuka pintu dengan cara menedang pintunya, dipintu yang terbuka ada dua orang yang muncul. High Elf dan High Lord.

Yang mengeraskan suaranya adalah Wanita High Elf, rambut putihnya melambai dengan bebas dan mata biru transparannya yang keren.

Yang menegur tadi adalah Pria High Lord, memiliki rambut hitam dan mata yang sama seperti Shin.

Kata ‘Pria tampan’ dan ‘Wanita cantik’ cocok dengan kedua orang itu.

 “Um...Holly-san... Jika bisa, tolong berhenti menambahkan –chan ke namaku.”

Itu adalah kebiasaan Holly untuk menaruh “-chan” ke seseorang, semua itu dikarenakan Shin memiliki panggilan yang sama seperti anak TK. Jadi dia meminta Holly untuk memperbaiki panggilannya.

Meski Holly menambah “-kun” ke namanya saat pertemuan terakhir mereka, dia sepertinya sudah melupakannya. Mungkin karena dia sangat terkejut.

 “...Hibineko-san. Mereka terlihat seperti salah paham...”

 “U-Umu, mereka harus mendengar cerita secara umum tentang mu, Shin.”

Mereka pikir bahwa Shin mungkin sudah mati dan datang ke dunia ini. Dari air mata yang berkumpul di mata mereka, itu tidak salah.

 “Hei Holly, Shin belum mati. Kamu kan sudah mendengarnya dari perkataan Hibineko.”

 “Eh? Benarkah?”

Holly memiliki sifat cepat mengambil kesimpulan yang salah, dan sepertinya dia belum berubah bahkan setelah dia datang ke dunia ini.

Itu juga hal yang umum untuk Shadow memarahi Holly.

 “Itu benar. Paling tidak, aku yakin kalau HP ku tidak berkurang menjadi 0 saat aku datang kesini.”

 “Aku senang. Aku juga berpikir seperti itu... tapi, kenapa kamu bisa disini?”

 “Shin bilang dia juga tidak tahu. Omong-omong, sudah lama ya Shin. Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, tapi aku tidak tau apa ini baik untuk mengatakannya..”

Sambil menjawab pertanyaan Holly, Shadow menyapa Shin.

 “Tidak, aku juga senang bisa bertemu denganmu.... untuk bisa bertemu kembali, apa mungkin? iya kan?”

 “Aku tidak menduganya setelah aku mati..”

Shin dan Shadow, mereka sudah saling kenal paling lama diantara orang-orang yang ada disini. Pada suatu waktu, mereka membentuk party bersama.

Shin merasa senang bisa melihat Shadow bersama Holly, dan pada bersamaan Shin juga merasa cemburu.

Bahkan di dunia nyata, Shadow dan Holly adalah sepasang kekasih, hubungan baik mereka terkenal diantara teman-teman. Meskipun mati dan berakhir di dunia yang berbeda, disini mereka masih bisa bersama, Shin sedikit cemburu.

 (Yah, keadaannya sedikit berbeda dengan ku)

Shin hampir berharap untuk bisa reuni seperti mereka berdua, dan mengangkat bahu nya sedikit untuk menahan diri sendiri.

 “Pertama-tama, aku gembira dengan reuni kita disini, tapi situasi saat ini sedikit...”

 “Kamu benar. Saat aku mendengar ada ‘Flood’, aku tidak bisa tenang sama sekali.”

Ekspresi Shadow berubah.

 “Apa guild petualang sudah membuat pergerakan?”

 “Ya, temanku juga sudah memberitahu Penguasa Feudal. Setiap guild seharusnya akan segera dihubungi.”

 “Seperti yang diharapkan, kamu cepat bergerak. Tapi Shin-kun, apa Guild Master mempercayai ceritamu?”

 “Untuk masalah itu, aku menunjukkannya ini.”

Shin mengeluarkan surat pengenal dari Tsuki no Hokora didepan Holly.

Saat surat pengenal itu dilihat, semua orang menganguk setuju.

 “Jadi begitu. Kamu sudah pulang ke ‘rumah’ mu.”

 “Rumahku dekat dengan tempat dimana aku terbangun, jadi aku kesana terlebih dahulu. Aku juga sudah bertemu dengan Schnee.”

Ketiga orang itu sepertinya mengetahui situasi Tsuki no Hokora; Holly dan yang lainnya ingin mendengar ceritanya secara rinci dari Shin.

Tapi, karena ini bukan saatnya untuk bersantai, Shin mengabaikan tatapan Holly dan kembali ke percakapan.

 “Aku sudah memberitahu ini ke Guild Master, tapi sebagian besar dari monster adalah humanoid seperti Goblin dan Ogres. Jadi, kalian harus berhati-hati dengan jumlah mereka. Jumlah mereka bahkan belum pernah muncul di event game.”

 “Itu keistimewaan dari ‘Flood’ yang melahirkan monster level rendah dalam jumlah yang banyak. Meskipun kita ini tipe jarak dekat, kita akan memiliki waktu yang sulit dengan serangan tersebut. Tapi, sepertinya kita tidak perlu khawatir, karena ada Shin disini.”

 “Bukankah kamu bisa menghancurkan mereka saat kamu bertemu mereka?”

Perkataan Shadow tidak juga bercanda dan tidak juga serius.

 “Tidak, sebenarnya, temanku adalah puteri kedua dari Kerajaan Bayeuth. Untuk meggunakan kekuatanku di depan orang seperti itu...”

 “Apa dia akan takut atau memuji mu? Bagaimanapun juga, itu akan menjadi kacau. High Human disini dianggap seperti setengah dewa. Karakter pendukung Shin-kun, yaitu Schnee-chan, sangat terkenal.”

 “Yeah, selain itu, bahkan sampai sekarang dia masih tertarik kepada ku. Seperti yang Shadow-san katakan, aku juga ingin mencegah adanya korban, tapi aku juga tidak ingin diketahui.”

Tidak peduli berapa banyak mereka, kebanyakan dari mereka hanyalan monster lemah yang levelnya belum mencapai 100. Shin dapat membakar mereka menggunakan skill sihir area.

Semua itu belum dilakukan karena ada Rionne didekatnya.

 “Pria yang memiliki kekuatan, selalu sulit sepanjang waktu ya. Untuk masalah puteri kedua, aku dengar dia tidak seburuk itu...”

Hibineko mulai ikut berbicara.

 “Yah, penempatan mungkin akan berbeda dari kita karena dia dari keluarga kerajaan. Aku berani mengatakan kalau kita akan bersama sebagai grup.”

Grup Chosen One yang diberangkatkan ditugaskan ke berbagai tempat secara bergantian. Mage dan Magic Swordsman yang Rionne maksudkan  sebelumnya.

 “Baguslah kalau begitu.”

 “Jika aku bilang kalau kita adalah kenalan, hampir dipastikan kalau tuan puteri akan berbeda grup dengan ku. Party yang dibuat terburu-buru dan party yang dibuat dengan orang yang dikenal, perbedaan kerjasama akan sangat berbeda. Guild Master pasti juga memahaminya.”

 “Aku ingin tahu apa kita akan jadi pengahalang....Bukankah Schnee-chan juga datang?”

 “Dia sedang di Bayreuth sekarang. Itulah kenapa aku disini, sepertinya ada demon di kastil kerajaan.”

 “Demon?”

Shadow terkejut atas perkataan Shin.

Hibineko maupun Holly sama sekali tidak mengeluarkan suara, sepertinya mereka juga terkejut.

 “Aku dengar dari Schnee, selama 500 tahun setelah bencana alam, dia belum pernah ketemu dengan demon satupun.”

 “Hm, kita belum pernah mendengarnya juga.”

Shadow dan Holly mengangguk setelah Hibineko berbicara.

Meski mereka tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, demon yang sudah bergerak kembali bukanlah pertanda yang bagus. Shin juga memberitahu mereka apa yang terjadi di kastil kerajaan.

 “Count class? Jika seperti itu, kita bisa mengatasinya.”

 “Walaupun masih ada yang lebih tinggi dari itu, kita hanya pernah bertarung dengan mereka di dalam dungeon atau untuk quest.”

 “Struktur daratan pun sudah berubah, bahkan kita tidak tahu alasannya apa. Di semua dungeon yang pernah kita datangi di dunia ini, tidak pernah ada yang seperti ini.”

Ketiga orang itu saling memandang satu sama lain.

 “Aku pikir lebih baik untuk tidak mengetahuinya, tapi tolong ingat baik-baik dipikiran kalian untuk saat ini. Kalian mungkin harus memberi prioritas lebih suatu saat nanti.”

Karena dia tidak bisa mencari solusinya walaupun dia berpikir, jadi masalah demon ditunda untuk saat ini.

 “Untuk sekarang, biarkan aku memperkuat senjata dan armor kalian yang sedang kalian pakai sekarang.”

 “Apa tidak apa-apa?”

 “Saat ini aku ada disini, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Aku pikir tidak ada ruginya untuk memperkuat senjata kalian. Tentu saja, kalian bisa berharap senjata kalian akan menjadi bagus karena aku akan serius melakukannya.”

Shin ada disini saat ini. Meski persiapan yang dilakukan oleh guild dan Penguasa Feudal akan sia-sia, sejak awal Shin tidak ingin korban meningkat dan sejenisnya.

Perhatian Shin sepenuhnya sudah terfokus pada ‘Flood’ yang akhirnya terjadi lagi.

 “F-Fumu... Shin sedang serius ya? Shin pasti akan membuat senjata yang menakutkan, yah walaupun itu dapat diandalkan sih.”

 “Aku jadi takut untuk menyerahkan senjataku.”

Hibineko dan Shadow mengungkapkan kegelisahannya.

Karena mereka belum mengetahui kemampuan Shin sepenuhnya, model seperti apa yang akan Shin lakukan kepada senjata favorit mereka? Semacam kegelisahan seperti itu melintas dibenak mereka.

 “Tolong rawat senjataku! Bahkan jika Shin-kun tidak ada disini, kita akan mempertahankan tempat ini!”

Tidak seperti kedua orang pria yang  sedang gelisah, Holly dengan penuh motivasi memberikan senjatanya yang masih dalam bentuk kartu ke Shin.

Tidak ada jejak kegelisahan yang terlihat pada penguatan sihir yang akan dilakukan Shin.  

 “Kamu bisa mengandalkanku.”

Shin juga menerima kartu dari Shadow dan Hibineko, dan menaruhkan kartu tersebut ke Item Boxnya.

Shin berniat untuk memunculkan Tsuki no Hokora, agar bisa bekerja dimalam hari saat dia mengendap keluar dari Balmel.

 “Oh iya. Aku akan mengenalkan partnerku nanti.”

 “Partner? Jika itu Schnyaa-san, aku sudah mengenalnya.”

 “Seharusnya monster dapat dijinakkan jika kamu memiliki job Tamer kan?”

Shin memberitahu Hibineko yang mendengar kata ‘Partner’ dan membayangkan Schnee, bahwa dia menjinakkan seekor monster.

T/N: tunggu, jadi Schnee dianggap sebagai monster (?)

 “Hoho, aku tidak berpikir kalau ada monster yang bisa menangkap mata Shin.”

Sambil memainkan kumisnya, Hibineko tersenyum dengan penuh penasaran.

 “Itu bukan monster yang sangat kuat kan?”

 “Fumu, apa itu Mist Garuda yang ada disekitar sini?”

Mereka sangat penasaran hingga Holly dan Shadow ikut menebak.

 “Tunggu sebentar, Aku akan memanggilnya sekarang.”

Setelah mengatakan itu, Shin menelepati Yuzuha.

 “(Ini aku Shin. Yuzuha, apa kamu bisa mendengarku?)”

 “(Ku?)”

 “(Aku ingin memperkenalkanmu ke temanku, oleh karena itu aku ingin men summon/memanggil kamu kesini, apa tidak apa-apa?)”

 “(Tunggu sebentar...”clonk”, Schnee-oneechan, Tiera-oneechan, sampai jumpa lagi)”

Yuzuha diam beberapa saat, sepertinya dia mendapat persetujuan dari Schnee dan Tiera.

 “Kalau begitu, ini dia. Kontrak Beast summon!”

Saat Shin merapalkan mantera, formasi pemanggilan dengan susunan formasi yang rumit terbentuk di kakinya.

Seharusnya, Yuzuha muncul di kaki Shin, tapi――

 “Kyaah!!”

 “Kuu!?”

 “Ha? ――Whoa!”

Setelah Shin mendengar suara teriakan pendek, wajahnya tertimpa dengan benda yang empuk, dan penglihatannya menjadi gelap.

Shin terjatuh ke tanah. Selain suara Shin yang terjatuh, ada suara jatuh yang lain terdengar di dalam toko.

 “Ouch... Apa yang...sebenarnya terjadi...Master!! Apa yang terjadi?”

Saat Tiera membuka mata, matanya mengeluarkan air karena kesakitan. Disana ada sosok Schnee dengan Payudaranya yang menutupi kepala Shin.

 “...Tsui”

 “Jangan bilang “Tsui” kepadaku, Ya ampun! Tolong bebaskan Shin, dia terlihat kesakitan!”

Shin terlihat seperti tidak bisa bernapas dan menepuk punggung Schnee berkali-kali.

 “Mm mmm! Mm mmm!” suara keluar dari Opp*inya, Suara ‘Menyerah! Aku menyerah!” juga terdengar.

 “I-Ini, aku hanya mendengarnya dari rumor, apa ini berkah atau malapetaka?”

Shin yang terbebas dari Schnee, berbicara sambil terengah-rengah.

Karena dia berbicara saat kehabisan udara, Shin merasa ingin mati karena lemas.

Pada awalnya terasa seperti berada disurga, tapi akhirnya adalah kesengsaraan. Sebenarnya, jika Shin ingin menghindarinya, dia bisa menghindarinya dengan mudah, tapi alasan kenapa Shin tidak menghindar, itu rahasia bagi Shin.

 “...Um, Situasi macam apa ini?”

Shadow, Holly dan Hibineko yang terdiam karena Schnee dan yang lain muncul dengan tiba-tiba. Diantara mereka, orang pertama yang bergerak adalah Holly.

 “Aku juga tidak tahu.”

Sambil membenarkan pernapasannya, Shin menjawab pertanyaan Holly.

Sebenarnya, Shin tidak mengira kalau Schnee dan Tiera akan muncul bersamaan dengan Yuzuha.

 “Tentang itu, aku..”

Schnee mulai menjelaskan seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan dirinya.

Menurut perkataan Schnee, Tiera dan dia sepertinya tertarik ke formasi pemanggilan disekitar Yuzuha. Secara umum, hanya partner saja yang menjadi target untuk teleport, dan sepertinya kedua orang itu diakui sebagai eksitensi yang sama seperti Yuzuha dan ikut tertarik oleh formasi pemanggilan.

 “Ini hanya sebuah dugaan, tapi apa itu dikarenakan mereka berada di dalam formasi pemanggilan?”

 “Mereka ikut tertarik oleh formasi pemanggilan?”

 “Formasi pemanggilan memiliki diamater sekitar 1 mel, jadi Tiera dan aku berada di dalam formasi pemanggilan tersebut.”

 “...Kalau dipikir-pikir lagi, Cashmere juga berbicara tentang hal seperti itu juga.”

Shin mengingat perkataan Summoner dan Tamer dari Rokuten, Cashmere.

 “Saat kamu memanggil partnermu, jika ada orang lain selain partner di formasi pemanggilan, terkadang mereka juga akan ikut terpanggil. Sepertinya itu bukanlah sebuah bug.”

Isinya kurang lebih seperti itu, dan Shin memastikan bahwa ingatannya tidak salah.

Mungkin, hal semacam itu memang ada di THE NEW GATE sejak awal.

 “Ya ampun, sayang! Shin tidak bosan ketika Shin di sekitar.”

 “Benar.”

Hibineko dan Shadow yang telah kembali dari keadaan diam, berkata dengan takjub.

 “Semuanya, sudah lama tidak berjumpa ya.”

 “Schnyaa-san juga, tidak berubah sama sekali.”

 “Lain kali, ceritakan tentang ketika kamu bertemu dengan Shin-kun lagi, ok?”

Melihat Schnee yang merubah nada suaranya menjadi santai, Shin tiba-tiba berpikir.

 “Hei Schnee, apa kamu sudah tahu Hibineko dan yang lain datang ke dunia ini?”

 “Ya. Mengenai teman Shin, aku mendengar banyak cerita tentang mereka.”

 “Ya mau bagaimana lagi, kita juga ada masalah tentang Girard. Tapi, lain kali aku berharap kamu mengatakannya lebih awal Schnee.”

Jika Shin tahu ada player lain selain dirinya, Shin pasti akan mengambil keputusan yang berbeda.

Tapi, karena dia tidak ada pilihan lain selain bertemu Girard yang sedang dikejar oleh kematian, dia tidak bisa memarahi Schnee.

 “Maaf. Aku tidak bermaksud untuk menutupinya, tapi aku belum bisa mendapat kesempatan untuk mengatakannya...”

 “Sudah, sudah, seorang pria tidak boleh mempermasalahkan masalah kecil. Selain itu, aku ingin kamu memperkenalkan rubah kecil-chan dan elf-chan ke aku. Segera!”

Apa Holly khawatir dengan apa yang sedang terjadi di pikiran Schnee? Sampai-sampai dia meminta untuk memperkenalkan Tiera dan Yuzuha.

 “Baiklah. Aku yakin kamu sudah mengenal Schnee, jadi aku akan melewatinya. Rubah kecil ini Yuzuha, dan Elf ini adalah Tiera.”

 “Kuu!”

 “Aku Tiera Lucent.”

Yuzuha mengaum ceria dan Tiera membungkuk sopan.

 “Selanjutnya, orang yang terlihat seperti memiliki retakan di kepalanya adalah Nekomata-san, kita memangill dia Hibineko-san. High Elf adalah Holly-san, dan disampingnya High Lord adalah Shadow-san.”

 “Aku Nekomata, aku juga biasa dipanggil Hibineko.”

 “Aku Holly, aku harap bisa akrab dengan mu, Tiera-chan.”

 “Shadow. Datanglah kerumahku jika kalian merasa lapar.”

Lalu, Tiera menjatuhkan penglihatannya ke arah bawah untuk melihat kakinya sendiri.

 “Aku akan memperkenalkan partner ku juga. Kagerou, keluarlah.”

Menjawab perkataan Tiera, Kagerou keluar dari bayangan Tiera dengan wujud anak anjing.

 “Anak anjing ini Kagerou, walaupun sekarang dia kecil. Bentuk aslinya sangatlah besar.”

 “Gruu!”

Kagerou bersuara dan memastikan kalau dia sudah sesusai dengan pengenalan Tiera.

 “Nama monsternya adalah Gruefago.”

 “Apa?”

 “APAA!?”

 “Nyaan!?”

Mereka bertiga terkejut dengan apa yang Shin katakan.

Bahkan player tinggin tinggi akan berhati-hati jika lawannya se ekor divine beast; ini merupakan pemandangan yang aneh ketika elf cantik memegang monster divine beast Gruefago seperti anjing kecil, tapi ketiga orang tersebut mencoba Analyze dan menampilkan nama Kagerou beserta levelnya tanpa ada kesalahan.

 “Oh ya ampun, sayangku... anjing imut itu se ekor Geufago?”

 “Ya, aku pikir dia dapat merubah ukuran tubuhnya sesuai keinginan.”

 “Apa Tiera-san merupakan Chosen One juga?”

 “Tidak, aku hanyalah elf biasa tidak seperti Shin.”

 “Dia bukanlah seorang Chosen One, tapi bagaimana bisa dia menjinakkan se ekor Gruefago?”

 “Baiklah,Baiklah! Tolong simpan pertanyaannya untuk nanti!”

Shin memaksa Holly, Hibineko dan Shadow yang  sedang menekan dengan meminta jawaban untuk menyimpan pertanyaan diakhir.

Shin yakin bahwa Tiera pasti akan dibanjiri banyak pertanyaan jika dia ditinggalkan sendiri. Ini hanyalah hal yang wajar kalau hanya Holly lah yang terus menggeser isi dari pertanyaan.

 “Karena jumlahnya semakin banyak, paling tidak silahkan duduk dulu lalu kita lanjutkan pembicaraan kita.”

Shadow dan Holly mengangguk menjawab perkataan Shin.

 “Kalau begitu datanglah ke toko ku. Ini reuni yang spesial, jadi aku akan menunjukkan skill ku.”

 “Itu benar, karena toko tutup hari ini, kita bisa berbicara sedikit lebih lama. Masih ada waktu sebelum monster datang kan?”

 “...Jika kamu bilang masih ada waktu, kalau begitu aku akan menerima tawaranmu.”

Masih ada waktu sekitar empat sampai lima hari sebelum segerombolan monster sampai di Balmel.

Tanpa ada yang mengetahuinya, sepertinya ketidaksabaran Rionne telah berpindah ke Shin.

 “Pemanggilan para petualang, pembuatan formasi pasukan, bantuan persediaan, semua itu membutuhkan waktu. Tapi, ini mungkin akan baik-baik saja, paling tidak untuk hari ini.”

 “Kalau begitu, ayo ke toko ku.”

Mereka mengikuti Shadow dan Holly masuk ke ‘B&W’ cafe. Berbeda dengan ‘Nyan Da Land’, ini adalah sebuah toko kopi dengan suasana yang santai. Dinding yang menghadap ke arah jalan terbuat dari kaca dan bagian dalam toko bisa terlihat dari luar, tapi saat ini sedang tertutup tirai.

Sebuah tanda “Tutup” tergantung di pintu yang mereka masuki; ini juga merupakan suasana yang Shin kenali. Toko itu memiliki kesan bersih dengan warna putih sebagai dasarnya, dan masih belum berubah sejak dunia ini masih sebuah game.

Bahkan jika dibilang toko ini hanya ada barang semacam itu, hampir tidak ada perasaan aneh disana.

 “...Kamu meniru tokomu yang dulu dengan baik.”

 “Bahkan aku juga berpikir ini cocok. Tapi semua ini adalah bantuan dari Rokuten sebelum Shin-kun tiba kedunia ini.”

 “Rokuten?”

Shin tidak memiliki petunjuk sama sekali dan hanya bisa memiringkan kepalanya atas perkataan dari Holly.

 “ ‘Golden Company’ ada karena Reed dari Rokuten yang membuatnya kan? Terima kasih kepada Shin dan rekan-rekannya atas berbagai macam bantuannya.”

 “ ‘Golden Company’ ?... Itu mengingatkanku kepada karakter pendukung lainnya. Apa yang sedang mereka lakukan sekarang?”

Mendengar cerita dari Shadow dan Hibineko, Shin teringat dengan karakter pendukung dari anggota Rokuten lainnya.

 “Schnee, apa kamu tahu sesuatu?”

Shin bertanya kepada Schnee sambil duduk di  sebuah kursi.

 “Karakter pendukung Reed-sama, Beret masih bersama dengan ‘Golden Company’, karakter pendukung Cook-sama, Keritori dan Zaji menjalankan sebuah restoran ‘Shigure Shop’. Dan yang lain, karakter pendukung Cashmere-sama, Vizzy dan karakter pendukung Cain-sama, Raster, memelihar monster di Rashugum. Itu semua yang aku tahu. Dan untuk informasi tentang Shin, aku pikir Berret mengetahui semuanya, karena kami memiliki kesepakatan untuk berbagi melalui ‘Golden Company’.

 “...Hei, barusan aku mendengar Rashugum, apa tempat itu masih ada?”

Di pertengahan pembicaraan, Shin menyuarakan pertanyaanya.

 “Ya, karena Rashugum mengambang dilangit, tempat itu tidak terpengaruh oleh bencana alam gempa. Rashugam memiliki wilayah yang luas, jadi Vizzy mengevakuasi monster-monster yang telah kehilangan tempat tinggal mereka. Sekarang, tempat itu dipanggil sebagai sarang Naga.”

 “Oi oi... Ya sudahlah, lagian itu nama yang tepat untuk tempat itu.”

Rashugum yang Schnee bicarakan adalah salah satu rumah guild Rokuten.

Saat masih di dalam game, tidak ada batasan dalam jumlah rumah guild. Jadi, memiliki banyak rumah guild dengan skala tertentu tidak masalah, karena rumah guild dapat diperluas tanpa henti dan dibagi menjadi guild yang  terus diperkuat.

Di Rokuten, enam rumah guild dasar disusun secara khusus dan tiap rumah guild diatur oleh satu orang.

Dan Rashugum, rumah guild ke-6, yang merupakan tanggungjawab ‘Silver Summoner’ Cashmere, nama aslinya adalah “6th Sky Castle Rashugum”.

 “Karena sebagian monster yang dibesarkan adalah monster spesies dragon, mengatakan itu sebagai sarang tidaklah salah.”

 “Benar. Kalau begitu Schnee, jika itu kejadianya, apa ‘Studio’ ku ada disuatu tempat juga?”

 ‘Studio’ yang Shin maksudkan adalah “1st Mysterious Studio Demi Eden”.

 “Aku juga masih mencarinya, tapi masih belum menemukannya. Dan kami juga tidak bisa teleport ke rumah guild sendirian.”

Pada awalnya, rumah guild diperuntukkan untuk penggunaan para player. Jika karakter pendukung bersama dengan player, maka teleport dapat digunakan, dan itu tidak sama dengan teleport umum karena jika hanya karakter pendukung saja, mereke tidak bisa berteleport ke rumah guild.

Jika ini sebuah game, seseorang dapat berpindah ke beberapa tempat hanya dengan mengoperasikan menu.

 “Jika itu ‘Kuil’, tempat itu sudah menjadi gereja utama sekarang.”

 “Gereja!?”

Ekspresi Shin berubah karena ucapan Hibineko.

Mulai dari pendeta yang berlari dari Golem yang mereka temui pada hari itu atau Rashia yang dia ketahui melalui misi dan sebagainya, anehnya Shin terhubung dengan orang-orang gereja. Shin tidak begitu yakin kalau salah satu dari rumah guild mereka sedang digunakan tanpa izin.

 ‘Kuil’ atau “4th Forest Palace Palmirack” adalah rumah guild ke-4 dan merupakan rumah guild tipe tempat suci. Itu adalah fasilitas yang digunakan oleh “Blue Magician” Cain.

 “Hibineko-san, apa kamu tahu sampai sejauh mana fasilitas milik cain digunakan?”

 “Mereka belum mencapai pusat kendali. Aku dengar kebanyakan kamar tersegel.”

 “Apa kamu tahu sesuatu, Schnee?”

 “Tidak, karena aku selalu menjaga jarak dari gereja, jadi...”

Meskipun katanya mereka mengalami kesusahan dimasa lampau, sepertinya Schnee belum pernah kesana.

 “Tentang itu, aku tahu sesuatu.”

Holly menaikan tangannya yang kecil ditempat Hibineko dan Schnee berada.

 “Saat aku datang ke dunia ini, yang paling dekat adalah kota gereja utama, Sigurd. Karena aku hidup disana untuk sementara waktu, aku memiliki kesempatan untuk pergi ke Kuil.”

Ketika dia membantu pembagian makanan untuk keadaan darurat yang dilakukan oleh gereja, sepertinya dia di undang oleh pendeta yang dia kenali.

Dia menjelaskan kalau dia menerima undangan dikarenakan rasnya adalah High Elf, yang dikenal sebagai ras yang baik, dan itu menjadi permintaan yang beragam.

 “Dari cerita yang aku dengar, dan saat aku berpikir tentang mencocokkan apa yang aku lihat saat berkunjung, bangunan itu sendiri dianggap penting. Sepertinya hanya bagian gerbang dan ruang tengah saja yang bisa digunakan untuk semua orang.”

 “Itu tidak akan menjadi seluruh bangunan”, Ucap Holly dan mulai meminum sedikit kopi yang telah disediakan oleh Shadow.

 “Aku tidak tahu seberapa besar bangunan itu rusak oleh bencana alam, tapi sejauh yang bisa aku katakan setelah mendengar apa yang dikatakan Holly, aku pikir Shrine masih belum berhenti berfungsi bahkan jika  tidak lengkap.”

 “Bolehkah aku bertanya kenapa?”

 “Ini sangat terkenal diantara beberapa player, jadi aku tidak terlalu memikirkannya. Bangunan yang dibangun Cain, mempertahankan fungsinya menggunakan core, dan saat core itu hancur atau rusak, bangunan itu otomatis akan melakukan penghancuran diri.”

Terhadap pertanyaan Hibineko, Shin menjawabnya tanpa henti.

Alasan Cain adalah, “Benda semacam itu tidak bisa dibuat di dunia nyata, jadi aku memutuskan untuk membuatnya di THE NEW GATE!”.

Darah arsitektur yang mengalir di tubuhnya bergejolak ke arah yang aneh. Dalam kasus penyerbuan, Sepertinya yang dia ingin coba adalah untuk merobohkan musuh bersama dengan Shrine.

Pada akhirnya, dia tidak memiliki kesempatan itu.

 “Itulah mengapa core bangunan itu aman sekarang. Hanya anggota dari Rokuten atau karakter pendukung merekalah yang bisa menggunakan fasilitas yang paling penting, jadi aku pikir tempat itu terkunci. Mungkin, seperti yang Holly katakan, hanya sebagaian yang bisa digunakan...Huh?... apa item khusus di Kuil dijual?”

Jika seluruh fasilitas disana tersedia, itu akan  berada di akal sehat duni inii saat berbagai hal terungkap.

 “Ya, aku sudah menyelidikinya sedikit, tapi tidak ada sesuatu yang aneh yang dijual. Hanya semacam potion biasa dari dunia ini dan antidotes (penangkal racun) .”

 “Jika memang seperti itu, aku pikir tebakanku memang benar.”

 “Lagian, aku tidak berpikir kalau para penghuni di dunia ini dapat melalukan sesuatu ke rumah guild Rokuten.”

Shadow yang membawa makanan tiba-tiba mengatakan pendapatnya, dan semua orang di tempat itu tersenyum karenanya.

Mungkin saja penduduk di dunia ini dapat mengoperasikanya tanpa disengaja, tapi tidak mungkin hal semacam itu dapat terjadi. Bahkan untuk mengoperasikannya bagi Player saja sudah sulit, apalagi untuk penduduk dunia ini.

 “Makanan sudah tiba, haruskah kita makan terlebih dulu?”

 “Meski masakanku tidak sebanding dengan Schnee-san, semua ini adalah keahlian terbaik ku.”

Makanan sudah tertata di meja dan Shin menelan air liur karenanya.

Selama tiga hari meninggalkan Kalkia, dia hanya memakan makanan yang biasa dimakan oleh pengelana. Meski makanan bisa diubah menjadi kartu, dia tidak mengeluarkannya karena ada Rionne disana.

 “Baiklah, itadaki―”

 “Aku pulang!”

Tepat saat Shin mencoba untuk makan, pintu toko terbuka dengan lebar.

Itu adalah seorang gadis elf dengan umur sekitar 15 tahun yang mengeluarkan suara riang. Dengan rambut berwarna putih, mata hitam, dan telinganya yang runcing, dan tidak ada satu bintikpun dikulit indahnya; dia memiliki sosok elf pada umumnya di THE NEW GATE.

 “Oh? Pelanggan?”

Gadis elf itu terlihat kebingungan saat melihat Shin yang sedang menepuk tangannya untuk berdoa.

Rambut putihnya yang terikat dibelakang kepalanya berayun layaknya ekor anjing kecil.

 “Ara, kamu pulang lebih cepat dari biasanya.”

 “Mamah, apa hari ini toko tutup?”

 “Mereka adalah temanku. Kita ingin makan bersama karena kita sudah lama tidak bertemu. Ini adalah Shin. Dan Elf muda ini adalah Tiera.”

Tidak ada pengenalan terhadap Schnee. Sepertinya mereka sudah saling kenal.

 “Anak ini adalah putri kami, Kaede”

 “Aku Kaede Kurosawa. Senang bertemu denganmu!”

Kaede memperkenalkan dirinya dengan semangat.

Sepertinya sifat pembawa suasana riang meluap dari seluruh tubuhnya.

 “Aku Shin. Aku teman dekat Holly-san dan lainnya.”

 “Aku Tiera Lucent. Aku harap bisa akrab denganmu.”

Kaede yang dipenuhi dengan energi, Shin dan Tiera dengan otomatis tersenyum melihatnya.

Kaede sepertinya tipe orang yang dapat meringankan suasana sekitarnya, tidak seperti Holly.

 “Schnee-san juga, lama tidak jumpa.”

 “Ya, kamu sudah tumbuh lebih tinggi lagi.”

 “Tidak, aku tidak tumbuh setinggi itu. Malahan aku cemburu dengan Schnee-san.”

Ucap Kaede saat dia melihat kearah bagian yang menonjol di payudara Schnee.

Seperti yang diharapkan, itu mungkin menarik perhatian matanya bahkan sebagai wanita. Bukan berarti karena ukuran milik Kaede yang berada dibawah rata-rata.

 “Kamu masih dalam tahap pertumbuhan, kamu akan menjadi sepertiku dimasa depan.”

 “Jika memang seperti, baguslah.”

Setelah beberapa kali bertukar kata, Kaede ikut makan.

 “Itu mengingatkan ku, nama belakang Kaede adalah Kurosawa kan?”

 “Hanya menggunakan nama karakter saja membosankan kan?”

 “Mitomi juga baik-baik saja padahal.”

 “Ditolak.”

Holly tanpa berpikir panjang langsung menolak pemikiran Shadow.

Di dunia nyata, Kurosawa adalah nama belakang Shadow dan Mitomi adalah nama belakang Holly.

Meski mungkin untuk memberikan nama seseorang dengan nama sesungguhnya, karena nama karakter muncul oleh Analyze di dunia ini, sepertinya dia harus menambahkan Kurosawa saat namanya di ucapkan.

Saat acara makannya telah berakhir, Kaede pergi menuju kamarnya, dan Shin bersama dengan yang lain memulai bersiap untuk ‘Flood’.

Shin berencana untuk memperkuat senjata dimalam hari, jadi dia memutuskan untuk melakukan hal lain selain itu .

 “Untuk sekarang, aku pikir aku akan pergi ke ‘Golden Company’. Schnee, tolong beritahu Penguasa Feudal dan guild master kalau kamu ingin ikut berpartisiasi dalam perang. Jika Schnee disini, moral prajurit pasti akan naik juga dan penduduk juga akan merasa lega.”

 “Baiklah. Lalu, apa yang ingin kamu lakukan setelah itu Shin?”

 “Bagaimana seharusnya seorang petualang sepertiku bergerak? Aku akan bertanya ke guild. Jika ternyata disana ada dokumen-dokumen masa lalu, aku akan pergi mengeceknya.”

Shin tidak tahu apa yang harus dilakukan sebagai petualang di ‘Flood’.

Apa sebagai pasukan cadangan untuk keadaan darurat atau misi mencari dan menghancurkan? Karena dia tidak bisa mengharapkan apapun dari tentara, seharusnya tidak begitu jauh dari itu.

Chosen Ones mungkin memeliki kemungkinan yang berbeda, tapi tidak ada salahnya untuk mengetahuinya.

 “Apa yang akan Hibineko-san lakukan?”

 “Kami akan bekerja pada mengubah material menjadi kartu. Aku harap kesempatan untuk menggunakan mereka tidak pernah datang.”

Shadow menambahkan.

 “Jika kamu berbicara tentang material, itu akan menjadi batu besar dan oli yang digunakan untuk dijatuhkan dari atas benteng kan?”

 “Benar.”

Jika mereka kalah di pertarungan di dataran, dan harus mundur ke dalam kastil karena situasi yang tidak diinginkan, saat itulah serangan dengan menjatuhkan sesuatu dari atas dinding digunakan.

Oleh karena itu, ketika ada kesempatan untuk menggunakannya, mereka akan berada dalam masalah. Tapi, karena pengukuran jumlah musuh sudah dilakukan, sepertinya persiapannya akan kuat.

Selain itu, karena stoknya sudah cukup banyak, ini tidak akan memakan banyak waktu.

 “Sejauh ini, apa sudah pernah diserang sampai sejauh itu?”

 “Dulu pernah sekali, aku dengar itu adalah pertarunga habis habisan. Ceritanya berlanjut bahwa mereka tidak bisa mengatasi sekelompok musuh yang beragam.”

 “Apa pola serangan saat itu seperti ini juga?”

 “Sepertinya iya. Yah, mungkin kita tidak akan terpojok kali ini.”

Yang lain juga setuju dengan apa yang dikatakan Hibineko yang sedang tersenyum.

Shin, Hibineko dan yang lain ada seorang player. Selain ada Schnee, disana juga ada Gruefago. Mereka tidak akan kalah.

 “Omong-omong, apa kita harus memutuskan kapan pertemuan selanjutnya?”

 “Tidak, tidak masalah  untuk bergerak sendiri-sendiri. Saat ada panggilan spesial dari guild, kartu guild akan memancarkan kekuatan sihir. Pada saat itu, kamu harus pergi ke guild.”

Apa yang ingin Hibineko katakan adalah ada sebuah fungsi panggilan untuk menunjukkan keadaan darurat.

 “Jika ada urusan mendesak, aku akan menggunakan message card. Hibineko-san masih memiliki beberapa kan?”

 “Ya, Masih.”

Shadow dan yang lainnya adalah player, jadi mereka menyadari kegunanaan message card.

 “Lalu, apa yang ingin Tiera lakukan?”

 “Kalau bisa aku ingin melakukan sesuatu. Apa aku juga harus memilih senjataku.”

 “Bisakah aku minta tolong carikan penginapan?”

 “Baiklah, tidak masalah, lagian aku memiliki banyak waktu luang disini.”

Ketika mereka sudah memastikan apa yang akan dilakukan, mereka mulai bergerak.

◆◆◆◆




Tidak ada komentar:

Posting Komentar