Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 18 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Rabu, 02 Agustus 2017

Lazy Dungeon Master Arc 2 Chapter 18



 Chapter 18 - Kota Manusia Untuk Pertama Kalinya

 “Ingat Rookuko, hanya lima goblin saat penjelajah datang. Tidak lebih dari itu. Kau juga hanya bisa makan sampai dua roti melon saja dari [Aneka Roti Manis] tiap harinya.

“Si-siap. Kehma, hati-hati ya?”
Dan, dengan begitu, kami meninggalkan Rokuko menjaga goa.
...

Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, ini pertama kalinya aku akan pergi meninggalkan ruangan master. Ketika Tester berhenti bergerak karena satu alasan atau yang lain pada saat dia sedang menggali, aku meminta Meat untuk mengambilnya.

... Aku penasaran apakah dunia ini tidak memiliki zat-zat kimia yang dapat membahayakan manusia? Mungkin kekuatan magis dan mana adalah hal yang berbahaya bagi kesehatan manusia disini...
 “... Kau tidak pergi?”

“I-iya. Kami pergi. Kami pergi sekarang, jadi...”

“Ayo cepatlah dan pergi!”

“Aku tidak mendorong tahu? Jelas-jelas tidak mendorongmu, tahu?”

“Eh? Mendorong? Baiklah—“

Tunggu, fungsi translasinya!? Woooah-!

... Dengan didorong dari belakang oleh Rokuko, aku meninggalkan ruangan master.

Memasuki dungeon tanpa mengalami kecelakaan, kami pun muncul di dalam ruangan inti.
 
 “... B-bagus, tidak ada hal buruk terjadi kan? Fyuh, bikin aku takut aja... tunggu, kalau dipikir-pikir, tidak bisakah aku menggunakan sihir atau yang lainnya sekarang? Yep.”

“Goshujin-sama, apakah anda baik-baik saja?”

“Ah, iya, kau sendiri? Aku baik-baik saja.

“Kalau begitu mari bergegas pergi... mengapa anda masih berdiri di pintu masuk?”
Tidak, kalau dipikir-pikir lagi, bukankah memang buruk bagi seorang master dungeon untuk meninggalkan dungeon?
Aku harus memikirkan ini sekali lagi...
 
 “Ei-“

“Mengapa kau mendorongku!? Kau jelas-jelas mendorongku!?”

“Eh, memang, aku mendorongmu.”

“Kenapa!? Apakah fungsi translasinya kelebihan muatan dan tak berkerja!? Ah-“
Pertama kalinya aku (berjalan)... melawan kehendakku...--!
...

Yep, tak terjadi apa-apa. Tak terjadi apa-apa seperti yang diduga.

Setelah aku mengambil satu langkah serius, Meat menarik bajuku.
 
 “Goshujin-sama?”

“A-ah, maaf. Baiklah, ayo kita pergi!”
Hanya satu langkah menuju hutan... 
 “... Perlu kah andaku dorong?”
 
 “Ah, iya. Tolong...” 
***** 

Oh ayo lah, bagaimana dengan zona aman ku... meskipun aku tidak mengatakannya, bukan kah aku membahayakan nyawa dengan pergi keluar? Aku mengikuti Meat menuruni jalan pegunungan sembari menggerutu memikirkannya.

Jika aku harus mengatakan kenapa kami harus pergi keluar, alasannya adalah untuk keselamatan kami. Kau tidak bisa memastikan kau benar-benar aman tanpa informasi, kedamaian yang dimiliki saat ini bisa jadi hanya sementara, karena itu aku menuruni gunung menuju ke desa manusia.

Ahh, aku tidak ingin bekerja.
Tentu saja, berkat golem pakaian ini, aku, yang sama sekali tak pernah berolahraga, dapat dengan mudah berlalri menuruni gunung. Karena golem ini akan tetap berlari dengan lancar setelah diperintahkan untuk [Lari menuju Kota Sia].

Namun, meskipun aku baru saja digerakkan, kami harus mengambil beberapa kali istirahat di tengah jalan karena aku benar-benar kecapekan... bagaimana bisa Meat baik-baik saja... Aku penasaran seberapa hebat rasanya nyeri ototku besok.

Sampai-sampai kami pun membawa makanan dan minuman juga setelah mempertimbangkan ketidakmampuan kami untuk sampai tujuan dalam satu hari, Aku meminta Meat untuk membawanya setelah istirahat pertama. Lebih tepatnya, dia yang meminta untuk membawa persediaan itu karena merupakan tugas dari seorang budak dan aku juga tidak menolaknya. Meskipun Meat masih juga bisa berlari selagi membawa barang bawaan itu, aku benar-benar sudah di ambang batasku meski dengan mengenakan zirah golem ini.
 
Akhirnya, kami sampai pada pemukiman manusia setelah setengah hari berlalu. Kami tidak menemui bahaya sama sekali dalam perjalanan menuju kesini.

Karena zirah golemnya kehabisan mana di tengah jalan, aku mengisi batu sihirnya ulang dengan kekuatan magis... lebih baik memanfaatkan batu sihir daripada terlalu berhemat. Aku bisa mendapatkan gantinya nanti saat aku kembali.
Setelah melalui beberapa hal kami pun tiba di pemukiman manusia, Kota Sia.

Selain air dan makanan, aku juga membawa banyak uang dari dalam dungeon. Sejumlah uang dari hasil rampasan gerombolan bandit itu berhasil kami amankan pada saat serangan terjadi.

Kota ini dikelilingi oleh dinding setinggi lima meter, dengan beberapa prajurit terlihat berjaga di gerbang masuk kota. Maksudku, tempat ini cukup besar. Bukan kah kota ini bisa dibilang kota besar? Ada berapa banyak orang hidup disini...

Saat aku melihat pada peta, ada gerbang utara, selatan, timur, dan barat. Tempatku berada saat ini adalah gerbang barat.
 
 “Tahan! Ada keperluan apa kau datang ke Sia!”
Saat kami mendekati gerbang kota, penjaga gerbang pun bersikap waspada dan menghentikan kami.
Aku pun berhenti karena berbuat onar disini akan sangat mengganggu.
 
 “Ah, maaf. Aku berasal dari desa. Apakah aku perlu sesuatu untuk bisa masuk?”
“... Jawab pertanyaannya. Apa keperluanmu di Sia?”

“Eeh, aku mengesampingkan kehidupan lamaku untuk menjadi penjelajah.”

“Hmm... Yang disana adalah budak? Apakah dia milikmu?”

“Benar, aku secara tak sengaja memungutnya.”

“Kenapa kau datang di saat seperti ini?”

“Yah, karena para ksatria sepertinya telah datang dan membasmi gerombolan bandit itu beberapa hari lalu, aku berpikir perjalananku akan aman. Aku sama sekali tidak memiliki tujuan apa-apa untuk datang kemari. Damai itu indah... Tunggu, mungkin kah, aku datang kemari di saat yang tak tepat? Maaf, orang kampung seperti ku ini tidak mengetahui hal-hal macam itu.”
Aku tidak berbohong sama sekali... Setelah melihat isi katalog DP dan menemukan [Alat Sihir Pendeteksi Kebohongan (50000 DP)], untuk berjaga-jaga aku pun memutuskan untuk lebih berhati-hati. Harganya setengah DP dari [Gulungan Penyembuhan (100000 DP)], sehingga ada kemungkinan alat itu juga tersedia di pasaran.

Perlu berhati-hati untuk tidak terlalu banyak bicara.

Pedesaan disini dibagi menjadi tiga tempat (salah satunya inti dungeon), dan aku memutuskan untuk menjadi seorang penjelajah untuk mengumpulkan informasi. Aku memungut Meat dari dalam dungeon, dan bertemu dengan para ksatria di tengah jalan (gerombolan bandit ada di dalam dungeon) dan jalanan pun menjadi aman.
 
 “Ah, aku mengerti. Kalau begitu maaf... Saat ini, ada beberapa petinggi yang datang. Kedatangan mereka ada hubungannya dengan para ksatria yang kau sebutkan sebelumnya.”

“Jadi begitu rupanya? Tugas anda pasti menjadi lebih berat. Kalau begitu, bisa kah aku masuk? Atau aku perlu sesuatu?

“Apakah kau memiliki identifikasi? Jika tidak, maka biayanya adalah sebesar lima koin perak dan satu koin tembaga. Satu koin tembaga itu untuk budak yang kau punya. Kalung budaknya dapat berlaku sebagai identifikasi bagi budak mu.
Gah, butuh banyak hanya untuk masuk... Aku memastikan aku telah membawa dompetku. Di dalamnya ada sekitar delapan perak dan tiga puluh tembaga. Yep, meskipun aku mampu untuk membayarnya, berapa banyak uang yang akan kuhabiskan di dalam sana... 
 “Ah, koin silvernya hanyalah sebuah setoran keamanan. Karena nanti kau akan mendapat ID dari guild saat kau telah menjadi penjelajah, kembalilah kesini dan tunjukkan ID milikmu... Tapi aku penasaran apakah kau memiliki cukup uang untuk mendaftar sebagai penjelajah setelah meninggalkan desa? Uang pendaftaran guild penjelajah adalah sebesar tiga perak. Mungkin tiga tembaga cukup jika kau ditemani oleh seorang prajurit untuk pergi ke guild penjelajah sampai kau bisa menunjukkan ID mu. Kuberitahu kau sekarang, dua tembaga adalah biaya tugasnya. Kita bisa segera berangkat karena saat ini aku sedang senggang.”
Oh, dengan kata lain.. untuk menghemat dua tembaga, aku bisa pergi ke guild penjelajah tanpa ditemani penunjuk arah, mendaftarkan diriku dan kembali, kemudian meminta kembali uang setoranku setelah menunjukkan ID ku, lalu kembali lagi ke guild penjelajah... Ya, merepotkan. Lebih baik meminta bantuannya. 
 “Terima kasih. Mohon bantuannya”

“Baiklah, aku akan menemanimu.. Oi, tukar tugas jaga denganku. Sampai ketemu lagi, aku pergi bertugas memandu.”
Aku membayar empat tembaga yang diminta. (TN: tiga jadi empat? Khilaf mungkin?)

Prajurit yang bertugas jaga pun berganti dan kami pergi menuju arah guild penjelajah ditemani dengan prajurit sebelumnya.

Dua tembaga untuk pemandu jalan cukup murah, mungkin.

... Aku tidak memiliki koin emas, tapi aku penasaran apakah koin emas memang ada? Jika ada berapa nilainya?

Walaupun pada daftar treasure di dalam katalog DP terdapat emas, perak, dan juga tembaga, rasanya daftarnya masih terus berlanjut sampai ratusan halaman.
Ah, aku mencium wangi makanan dari arah gerobak yang ada di jalan utama. Tampaknya berasal dari sejumlah besar sate panggang, dari baunya sepertinya daging bakar. Aku penasaran daging apa itu? 
 “Oi, aku mengerti perasaanmu tapi bisa kah kau menunggu sampai kau mendapat ID mu? Aku masih bertugas ini.”
Prajurit itu segera memanggil dan menghentikanku saat aku tengah memandang ke arah gerobak.

Tapi bukan kah prajurit ini orang yang baik. Aku tidak akan membunuhnya jika dia datang ke dungeon.

Berjalan seperti itu dalam beberapa waktu, kami pun tiba di sebuah bangunan besar.
Sebilah pedang, botol obat-obatan, dan juga sebuah gulungan tergambar pada sebuah papan kayu besar yang digantung di bangunan itu. Sepertinya itu adalah simbol dari guild penjelajah.
Orang-orang yang masuk dan minum-minum disana sepertinya adalah penjelajah. Minum-minum seperti itu di siang bolong begini... Aku penasaran apakah mereka bekerja shift malam?

Saat aku pergi ke arah konter dengan prajurit itu, resepsionis disana memberiku formulir pendaftaran kosong. Dunia ini tidak menggunakan perkamen, melainkan sebuah kertas biasa? Bagus juga. Walaupun formulir pendaftarannya ditulis dengan tulisan tangan, aku penasaran apakah disini memiliki teknologi cetakan?
 
 “Bisa kah kau menulis namamu? Biayanya satu tembaga jika kau butuh seseorang untuk menuliskannya.”

“Iya... Meat, aku serahkan kepadamu.”
“Baik, Goshujin-sama!” 
Aku meminta Meat untuk menuliskannya. Aku hanya bisa menulis dalam huruf Jepang.

Satu-satunya hal yang ku tak mengerti adalah hurufnya, fungsi penerjemah membantuku dalam mengubah kalimat-kalimat yang ada dan menjadikannya bahasa Jepang di dalam kepalaku.

Namun sebaliknya, orang lain tidak dapat membaca kalimat-kalimat yang ku tulis dengan huruf Jepang. Benar-benar merepotkan, meski memungut Meat sungguh merupakan keputusan bagus.

Hmm? ... Prajurit dan resepsionis itu melihat bergantian ke arah Meat dan aku.
Eh, apa ini? Tidak kah normal bagi seorang budak untuk bisa menulis atau apa?
 “Sungguh mengejutkan.. walaupun dia hanyalah seorang anak kecil...”

“Eh mungkin, ini semua karena dia diajari hal-hal yang bermanfaat.”
“B-begitu kah?”
Resepsionis itu menunjukkan aura tidak nyaman. Mungkin dalam beberapa hal tidak baik untuk tidak menulis sesuatu?

... Meskipun sepertinya sudah terlambat, apakah penampilanku aneh di sekitar sini?

Meat memiliki rambut hitam jadi aku pikir tidak ada salahnya untuk pergi, tapi gerombolan bandit itu berwajah Eropa heh...

Tapi pakaian yang dikenakan masih tergolong umum.
 
Namun sepertinya penampilan tidak ada hubungannya dengan pendaftaran.

Namaku telah ditulis, dan pendaftarannya pun selesai.

Biaya pendaftarannya sebesar enam perak... ya, tinggal dua perak dan sekitar tiga puluh koin tembaga tersisa... Berkurang banyak sekali. (TN: bukan gw yang siwer, emang biayanya naik turun sesuka hati author :v)
“Aku akan kembali karena aku telah memastikan pendaftaranmu.”

“Ah, baik. Terima kasih.”

“Jangan khawatir, ini sudah menjadi tugasku. Mulai sekarang biayanya hanya sebesar satu tembaga untuk melewati gerbang.”
 
Prajurit itu pergi setelah memverifikasi kartu guild ku.
Dengan ID ini, aku juga bisa mengumpulkan informasi sembari memeriksa komisi-komisi yang ada.
 “Kalau begitu, aku akan menjelaskan mengenai peringkat guild.”
“Ah, baik.”
Meski ID nya sudah jadi di awal, sepertinya masih banyak hal lain perlu dijelaskan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar