Lazy Dungeon Master Arc 1 Chapter 9 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Selasa, 01 Agustus 2017

Lazy Dungeon Master Arc 1 Chapter 9


Bab 9 – Ayo Gunakan DP

“Apa ini, rasanya enak! [Roti Melon] enaknya gak masuk akal! Kehma, kau sering makan roti enak seperti ini?
Inti dungeon yang serampangan itu terlihat gelisah akan roti melon. Saat menggigitnya, dia langsung melahap sisanya dengan mata berbinar.


“Kau bisa makan roti? Maksudku kau bisa makan? Ini pertama kali aku melihatnya.”

“A-apa? Aku memang bisa makan!”
“Tapi, bukannya kau gak perlu makan?”
“Memang sih, tapi ini lah yang disebut kemewahan. Kemewahan… masih ada lagi kan?”

Sejauh ini, harganya 5 DP tahu gak? Itu untuk satu set minuman.

Karena ada tambahan enam kue gulung manis aneka rasa, rasanya terlalu boros jika membeli sebuah set.

Tidak, aku juga memberikan roti aneka rasa kepada para bandit. Tanpa dia tahu.

Ditambah lagi, satu barel minuman juga bisa dibeli dengan harga 5 DP… Karena itulah sepertinya harganya kemahalan…

“Sebenarnya ada banyak jenis roti, tapi kita jadi tidak bisa menabung DP…”

“Gak kenapa kan? Bukannya kita punya 2000? J-jadi, k-kalau kita bisa memakainya sedikit saja…”

Ah, tatapannya sangat serius.

“Kau bahkan memakainya sendiri untuk membeli [Bantal] dan [Futon]! Kan gak masalah kau beri aku sedikit saja?”

“Meskipun aku sudah memberimu goblin-?”

“Ap-! G-Gobsuke gak ada hubungannya dengan ini! Apalagi, Kehma menghabiskan 20 DP tiap hari buat makan!”

Sejak kapan dia kau kasih nama!? Baru kali ini aku mendengarnya!

“Lagian, aku memberi goblinmu itu setengah makananku. Goblin itu bahkan butuh lebih dari 20 DP untuk biaya perawatan… ditambah lagi bukan kah dia sama-sekali-tidak-berguna untuk keadaan kita sekarang? Dia sudah jadi binatang peliharanmu se~utuhnya kan?

“B-bukan begitu! Gobsuke juga bisa membantu! Ya kan, Gobsuke!?

Topik tiba-tiba berubah, Gobsuke menatap kebingungan seolah-olah berkata [Eh? Apa, kenapa pembicaraannya jadi berubah?].

Aku bertanya-tanya, sepertinya taring yang menonjol hingga ke bagian bawah hidungnya itu membuat wajahnya sedikit mirip dengan anjing.
….Dia bisa makan makanan anjing gak ya?

“Sudah lah. Sebenarnya, aku tak masalah selama kau tidak berlebihan membelanjakannya… jadi sekarang, kalau kita masing-masing membeli minuman dan roti aneka rasa, pengeluaran DP kita gak akan berubah.”
Dengan ini dia sepertinya tertekan, melihat dia hanya bisa diam.

“Yay! Kalau begitu keluarkan roti aneka rasa itu sekarang!”

“Bukan kah kau bisa melakukannya sendiri? Kau juga menggunakan DP dari menu kan?

“Eh? Tapi, Aku belum pernah melihat ada [Roti Aneka Rasa] atau [Roti Melon] tahu? …Hah, ada lagi? O~h, Aku bisa memilih antara [Roti Hitam], [Roti Putih] dan [Roti Melon]! Aku sama sekali tidak tahu!”

Hm? Apa?
“Oi, sebutkan pilihanmu lagi.”

“Eh? Tiga macamnya adalah [Roti Hitam] [Roti Putih] dan [Roti Melon]?”
“… … Cuman itu?”
“? Iya, tapi apa yang kau maksud?”

Untuk [Roti Aneka Rasa (5DP)] punyaku… pilihannya ada [Roti Isi Krim] [Roti Pasta Kacang] [Roti Selai] [Roti Kukus] [Pie Apel] [Roti Goreng], merubah DP-nya.
“Kau tahu ini apa?”

“….Roti, kan? Apa ini, ini pertama kali aku melihat yang bentuknya seperti ini. Maksudku, roti yang Kehma keluarkan selalu dibungkus oleh benda transparan, aku bisa memakannya?”

“Jangan, jangan kau makan. Kau sobek plastiknya dan makan roti yang ada di dalamnya… ngomong-ngomong, ini namanya [Roti Pasta Kacang]. Coba lah.”

“Eeeh, jadi ini yang namanya [Roti Pasta Kacang]… nyam…~~~! Enak banget! [Roti Pasta Kacang] juga luar biasa! Eeeh, ada isian kuning di dalamnya. Aah, enak sekali! Ini apa, lezat-“

Aku terpikirkan sesuatu dan memberinya [Roti Isi Krim]
“Rokuko, buka menu roti aneka rasa lagi dan lihat apa kah pilihannya bertambah atau tidak.”

“Eh? Ok… Ada bertambah. [Roti Pasta Kacang] ditambahkan. Eeeh, jadi hal seperti ini juga bisa terjadi.

“Jadi berikutnya, keluarkan [Roti Pasta Kacang]. Kau bisa mencampurnya dengan roti melon.”

“Sungguh!? Fufufu, kalau begitu, aku bagi dua, tiga bagian dari tiap roti.. fufu, fufufu!”
“Iya, aku ambil [Roti Pasta Kacang].”
“AAAAAAAH!?”

Sebenarnya, pada saat Rokuko mengeluarkan [Roti Aneka Rasa] miliknya, aku juga mengeluarkan [Roti Pasta Kacang]… Ya, roti miliknya sebenarnya adalah [Roti Isi Krim]. Bahkan dari bentuknya pun, sudah jelas itu adalah [Roti Isi Krim]. Ditambah lagi, roti itu tidak dibungkus dengan plastik dan hanya apa adanya.

“Maaf, Rokuko. Roti itu adalah [Roti Isi Krim]. Yang ini baru [Roti Pasta Kacang].”

“Eh, beneran? Heeh, jadi ini [Roti Pasta Kacang]. Hehe, yang ini isiannya berwarna merah! .. Manis banget! Aku juga suka yang ini! [Roti Pasta Kacang] yang sesungguhnya sangat luar biasa!”

Maaf aku membohongimu lagi. Itu adalah [Rori Selai]. Selai stroberi.

“Tidak masalah bila kau mengambil roti lagi. Kali ini pilih empat [Roti Isi Krim] dan dua [Roti Pasta Kacang].

“Ada apa ini, kau benar-benar ingin membuatku senang? Aaah mou~, Kehma bersinar sekali hari ini! Empat [Roti Isi Krim] dan dua [Roti Pasta Kacang]!”

“…Oh, jadi pilihanmu apa?”
“Eh? Ah, kebetulan kau bilang, sekarang pilihannya bertambah lagi.. Baiklah, aku telah membelinya tahu? Boleh kah aku memakannya?

Melihat apa yang Rokuko dapatkan dengan menukarkan DP nya, ada empat [Roti Isi Krim] dan dua [Roti Selai]
… Begitu ya.

Sepertinya, prioritas menu yang tampak pada DP adalah apa yang orang itu sendiri ketahui. Dan besar kemungkinan, [Barang yang tidak kau ketahui tidak muncul pada menu].

Aku melihat lagi untuk memastikan lebih lanjut, selain tidak adanya plastik, hanya namanya saja yang tidak sesuai.

Apakah mungkin dia menyerapnya? Ah, sepertinya bukan, tapi setiap hari dia menyerap sampah sih… Apakah memang sistemnya bekerja berdasarkan pengetahuan?

Meski begitu, besar kemungkinannya pilihan menu itu tidak terbatas pada hal-hal yang nyata ada di dunia ini.

Meskipun ada di dalam menu, aku sama sekali belum pernah melihat seekor naga… tapi bisa saja itu merupakan menu dasar bagi seorang master dungeon.

Walaupun sebenarnya aku ingin mengujinya lagi, hal ini menjadi semakin rumit. Aku juga enggan untuk menghabiskan DP yang ku punya.

“Ini boleh kumakan kan? Iya kan?”

“Iya, makan saja… Baiklah, karena roti-roti itu cukup untuk empat hari, makannya pelan-pelan ya? Sisakan sebagian untuk Gobsuke.”

“Hae-!?”
Sambil menggigit [Roti Isi Krim], Rokuko terdiam.

Jangan khawatir, meskipun kau menghabiskannya semuanya hari ini, aku akan membagikan punyaku dengan Gobsuke. Meski aku tak akan mengatakannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar