Lazy Dungeon Master Arc 1 Chapter 12 - Sekkinokyou

Latest

Fans Tranlation LN/WN Bahasa Indonesia

Selasa, 01 Agustus 2017

Lazy Dungeon Master Arc 1 Chapter 12




Chapter 12 – Seorang Budak Dengan Sebutan Guling

 Ksatria itu berkata akan menghancurkan inti dungeon.
Sebuah pernyataan yang mencengangkan.
Tubuhku gemetar seolah peredaran darahku mengalir terbalik.
Tampak pada monitor ksatria itu mengangkat pedangnya… dan kemudian, mengayunkannya.


“Gob!”
“Gobsuke!?”

Gobsuke bergegas masuk ke dalam ruangan master. Aku dan Rokuko tidak mampu menghentikannya. Yang dia lakukan itu, sepertinya merupakan naluri dari seekor monster dungeon untuk mencegah inti dungeon dihancurkan.

[Uwah-!? Kuh, itu-!]
[Gob-… ah…]

Pada layar monitor, kami dapat melihat Gobsuke melompat ke arah inti dungeon dan tertebas sabetan pedang.
Gobsuke pun terbelah menjadi dua dan menghembuskan nafas terakhirnya.

[Sialan, goblin itu menghalangiku.. akan ku lakukan lagi..]
[Oi, apa yang kau lakukan!? Ini bukan yurisdiksi kita!]

Pemimipin kesatria menghentikan ksatria yang tengah mengangkat pedang di atas kepalanya

[Dungeon kelas rendah seperti ini dikendalikan oleh guild penjelajah. Hanya goblin yang muncul di sini, aku dengar tempat ini adalah dungeon tingkat dasar.]
[Oops, benar juga… maafkan aku.]

Setelah dihentikan oleh sang kapten, ksatria itu pun segera menurunkan pedangnya.

[… Sial, jika saja aku bisa menghancurkan inti dungeon itu, aku bisa menjadi Ksatria Sage…]

[Meski aku memahami tujuanmu untuk menghancurkan inti dungeon itu, akan tetapi kekuatannya sudah ditekan. Ditambah lagi, bila kau bisa menjadi Ksatria Sage hanya dengan mengalahkan gerombolan bandit di dalam dungeon yang tidak ada Bos Dungeonnya, Ibu Kota Kerajaan pasti sudah ramai dipenuhi Ksatria Sage saat ini.]

[Cih… hanya seekor goblin yang muncul saat aku mengatakan akan menghancurkannya, mungkin inti dungeon ini masih belum mendapatkan cukup tenaga…]

[Bodoh, aku potong bayaranmu saat kita kembali.]
[Eeh-! Itu-!]

[Tapi, daripada menjadi seorang Ksatria Sage dengan cara menghancurkan dungeon yang tidak ada Bos Dungeonnya seperti yang kau harapkan, bukan kah yang akan terjadi malah sebaliknya?]

[… Terlebih lagi, bukan kah Muntahan Melon itu bisa dibilang sebagai Bos Dungeon ini? Nantinya, saat kau menerima julukan Ksatria Sage mu, memangnya kau mau dipanggil dengan [Penjelajah Goa Sederhana, sang Ksatria Sage yang berhasil mengalahkan Muntahan Melon]? Dan setelah itu kau akan dikenal dengan julukan [Ksatria Sage Muntahan Melon] atau [Ksatria Sage dari Goa Sederhana].]

[Benar, kedengarannya jelek sekali… Haah, Ryui, Eijin, Thomas… Aku tak mengira kita akan kehilangan tiga orang hanya untuk mengalahkan gerombolan bandit.]
[Muntahan Melon itu benar-benar lawan yang tangguh..]

Tanpa menghiraukan kerugian yang dialami, keberhasilan menyelesaikan tugas memenuhi suasana hati mereka.

Mengingat aku lupa untuk bernafas sejak beberapa saat lalu, aku pun menghirup nafas dalam-dalam.
… Ku kira nyawaku akan tamat.

Sejak awal tiba di dunia ini, ini adalah pertama kalinya aku menemui tanda-tanda kematian.

Rasanya aku hampir saja kencing di celana.. seriusan, tahu? kencing di celana.

Namun, di dalam benaknya dia terus memikirkan apa yang baru saja ia dengar mengenai Ksatria Sage yang menghancurkan inti dungeon.

“U-uu.. G-Gobsuke..”

Rokuko terkulai lesu, dan menangis.

Meski begitu, goblin itu adalah rekan satu perjuangan yang telah menghabiskan waktu bersama-sama selama setengah bulan ini.

Semua kenangan yang kumiliki… yah, hanya ada kenangan makan roti bersama sih.
Aku penasaran hubungan seperti apa yang dimiliki Rokuko dengannya saat aku sedang tidur?

“Pergi setelah mengembalikan porsi roti [Roti Pasta Kacang] yang kuberikan..”

Sepertinya Rokuko melakukan hal yang sama denganku.

‘Gobsuke.. telah membalas budi dengan cara yang luar biasa. Jika dia tidak menghentikan mereka, kita pasti sudah mati.”

“Uu, [Roti Pasta Kacang] ku..”

Tidak, sepertinya dia ingin mengatakan [Jangan mati meninggalkan aku.. idiot..].
Aku memilih enam rasa roti manis, dan memberikannya ke Rokuko.

“Nih, [Rol Pasta Kacang] untuk menghiburmu.”

“Eh-seriusan!? Aku terhibur, terhibur sekali! Super terhibur!”

Rokuko terlihat sangan bersemangat sampai-sampai aku hampir bisa melihat aura disekitarnya.

Ah, kalau kupikir-pikir, anak ini memang kejam yang suka sekali mengirim goblin-goblin untuk melawan para penjelajah.

“Roti apa ini!? Walaupun isinya hitam tapi entah mengapa rasanya enak! Ah, tapi yang ini juga enak sekali-“

… Pada akhirnya, aku masih harus mengajarinya mengenai [Roti Selai]…

*****

Mayat para bandit itu dikumpulkan di ruang depan. Sepertinya mereka akan membawa jasad para ksatria itu kembali ke kota.

Walaupun sejujurnya aku tidak ingin melihat kengerian dari mayat-mayat itu, aku tidak bisa memalingkan perhatianku agar aku dapat menangkap saat yang tepat untuk merubahnya menjadi DP yang lezat.

… Mereka menyiram mayat-mayat itu dengan minyak, dan membakarnya… di dalam goa?
Aku rasa mereka sejak awal tidak mengetahui ada kadar karbon dioksida terkumpul di udara dalam goa. Bahkan gerombolan bandit itu biasanya menggunakan obor untuk penerangan…

[Pemakaman di dalam dungeon pun aku rasa terlalu mewah untuk orang-orang ini]

[Apakah kau sudah benar menyiram minyaknya? Akan merepotkan jika mereka berubah menjadi ghouls nantinya.]

[Sip, bakar semuanya kecuali senjata mereka kan?]

[Benar. Jika ada kemungkinan mereka selamat. Akan lebih merepotkan lagi jika mereka memiliki barang-barang.]

Meskipun mereka berkata begitu, tidak ada barang  yang benar-benar berharga.

Yang ada hanya mayat-mayat bandit yang terbaring

Dengan maksud membakar semua yang ada, mereka pergi keluar ke arah pintu masuk goa sebelum menyalakan apinya. Aku bersyukur mereka melakukan itu, karena setelah mayat-mayat itu terbakar aku dapat dengan gagah mulai menyerapnya.

[Baiklah, aku akan mulai menyalakan apinya.. Api, menari—[Pembakaran].]

Pembakaran terlihat seperti sebuah magic yang menimbulkan api seperti sebuah korek api yang muncul dari jemari. Sumbu minyak mulai terbakar, dan api pun menjalar menyerupai ular. Tumpukan mayat yang menggunung di dalam goa pun tiba-tiba langsung dilahap oleh api.

“Ah, Hei, apakah gadis budak bertelinga anjing itu baik-baik saja?”

Saat Rokuko mengingatkanku akan hal itu, rambatan api mulai membakar melewati pintu kayu, semakin mendekat ke arah tempat tidur dimana gadis bertelinga anjing itu bersembunyi.

Tatapan kosong layaknya ikan mati itu mengingatkanku akan keputusasaan.

Mungkin, meskipun aku tak mempermasalahkan kematian gerombolan bandit itu, tapi sepertinya aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika aku tidak menyelamatkan gadis itu saat ini. Mungkin kah karena dia masih seorang anak kecil?

Merepotkan jika aku jadi bermimpi buruk karenanya.. Aku akan kekurangan waktu tidur.

“… Aku penasaran jika dia menjadi DP gak ya?”

“Diam kau. Kita akan menyelamatkan dia. Bisa kah kau memungutnya?”

“Hah memungutnya? Kau berniat untuk pergi dan menyelamatkannya sekarang? Ruang depan sudah jadi lautan api tahu? Pada saat kau sampai disana tempat itu pasti api sudah melahap semuanya.”

Seperti yang Rokuko bilang. Ada penyusup ataupun tidak, kita hanya bisa masuk dan keluar dari inti dungeon di dalam ruang master. Dan meskipun aku melakukannya, tempat itu sudah menjadi lautan api. Sia-sia jika aku pergi kesana.

“Ditambah lagi, bukankah kau sudah tahu aku tidak bisa memungut penyusup? Dia bukan barang.”

Mendengar kata-kata Rokuko, aku mendapatkan ide.

“Itu dia.. barang. Apa yang barusan kau bilang, Rokuko?”
“Eh-?”

Aku berbicara dengan Rokuko layaknya mencoba untuk membujuknya.

“Budak dapat disebut sebagai alat. Barang. Bahkan, aku tidak pernah melihat mereka bergerak tanpa perintah. Meski pemilik mereka, gerombolan bandit, sudah mati semua. Dengan kata lain, budak… sama saja dengan barang, hanya saja saat ini dia belum punya pemilik. Barang-barang milik penjelajah yang telah gugur menjadi milik dungeon. Karena itu, dia sudah menjadi milik dungeon. Benar begitu kan, Rokuko?”

“U-umm… meskipun mereka dianggap barang, tapi mereka juga makhluk hidup yang memiliki kekuatan sihir…”

“Meski kau menganggapnya makhluk hidup, kau pun juga bisa mengeluarkan monster langsung dari inti dungeon selama tidak ada penyusup kan. Dengan kata lain, mengirim dan memungut makhluk hidup bukan hal yang tak mungkin. Lagian, bukan kah kau juga bisa memungut roti berjamur? Jamur kan juga makhluk hidup? Jika memang begitu adanya, contoh lain misalnya kau juga bisa memungut sebuah kotak yang terdapat tikus di dalamnya. Kau tidak bisa melakukannya karena kekuatan sihir? Peralatan sihir kan juga mengandung kekuatan sihir. Bukannya kau pernah memungut peralatan magic ringan juga? Karena itu lah, tidak ada alasan bagimu untuk tidak bisa memungut DIA-!!”

Aku melihat ke arah monitor dan peta. Api telah menjalar ke tempat tidur, dan mulai membakar spreinya.

Gadis itu ditandai sebagai titik merah di dalam peta, menandakan dia adalah seorang penyusup.
Sial, masih belum cukup, aku masih belum cukup meyakinkan diriku!

“S-seorang budak bukanlah barang!”

“Kalau begitu dia bukan budak! Dia adalah guling! Sebuah guling! Tipe guling yang berbentuk seperti gadis bertelinga anjing! Sebuah barang yang diperuntukkan bagi laki-laki untuk disembunyikan di bawah kasur!!”

Dia adalah sebuah guling, guling, guling, guling, guling, guling, guling…

Bayangkan. Dia adalah sebuah guling. Sebuah guling yang terasa sangat nyaman saat kau memeluknya. Memainkan telinga anjingnya pun sepertinya menyenangkan, dan juga mendapat variasi pakaian seperti menambahkan kaos kaki selutut yang membuatmu semakin ingin membelai dan mengaguminya.. ah, seharusnya aku melakukan hal seperti itu.

Ya, sebuah guling yang sangat penting tak seharusnya dibakar.

Ah, aku ingin tidur menggunakan guling itu.

Mungkin tidak menggunakan kaos kaki selutut di kakinya juga merupakan variasi pilihan.

Terkadang sepertinya baik juga untuk merasakan kaki yang dingin, daripada seperti botol termos.

Ngomong-ngomong soal botol termos, bos bandit itu menggunakan inti Rokuko sebagai botol termos hah? Ha ha ha.

Tunggu, aku sedikit melantur.

Kalau dipikir-pikir lagi, walaupun ada barang yang namanya bantal surgawi, aku penasaran apakah mungkin saja guling rasanya lebih baik dari itu?

… Ah, Aku teringat hal tidak menyenangkan. Muntahan Melon itu menggunakannya untuk begituan…

Meskipun barang bekas ada kekurangannya, rasanya tak masalah jika aku membersihkannya pelan-pelan.

Pembersihan sangat lah memudahkan. Bisakah digunakan untuk guling juga?
Tapi yah, kalau gak bisa sih aku akan menyucinya dengan hati-hati.

Aku sudah terlanjur hanya bisa melihat gadis bertelinga anjing itu sebagai guling.
Saat aku melihat ke arah peta, titik merah yang menandakan penyusup telah berganti menjadi titik hijau yang menunjukkan barang.

“Bagus, ada guling. Ambil guling itu.”

Pada akhirnya, dia dapat memungutnya.

*****

“Eeeeeh.. B-bagaimana kau bisa memungutnya!? Dia adalah penyusup, ruang masternya—“

“Hah? Aku cuman memungut sebuah guling saja. Tapi, Rokuko, mayat-mayat itu jangan kau serap sebelum apinya berhenti. Tunggu sejenak setelah semuanya selesai, ksatria itu mungkin kembali untuk memastikan ulang.

Ah, ada bagian rambutnya yang sedikit terbakar. Menyia-nyiakan rambut hitam yang berharga saja. Untungnya, guling ini memiliki fungsi pemulihan otomatis, jadinya tidak masalah untuk mengguntingnya sedikit saja. Mungkin rambut pendek bagus juga…
Woah, ada bekas cairan putih masih menempel. Muntahan Melon itu bener-bener deh, kalau udah selesai bersihin kenapa sih.

“Eh-, b-benar kah…Tidak, tidak tidak. Tunggu sebentar. Jika penyusup tidak bisa dibawa masuk melalui inti dungeon, tidak lucu dia bisa dipungut begitu saja!”

“Apa yang kau katakan? Bukan kah normal-normal saja kalau guling, yang merupakan sebuah barang, bisa dibawa masuk?”

“I-iya.. sepertinya bisa..”

Dan akhirnya, aku menggunakan Pembersihan ke guling itu.

Saat busa yang ditimbulkan sihir Pembersihan menyisir dari bagian atas sampai bawah, guling itu pun akhirnya dibersihkan-

“Uoh-!?”

-dan guling itu pun mengeluarkan suara yang imut.

…Oh, Aku ingat. Iya benar, Aku memungut gadis bertelinga anjing .

Fiuh, Aku hampir saja tidak bisa kembali dari sugesti diri tadi…

“B-bagus, Aku kembali. Oke, entah bagaimana, aku berhasil mengambilnya..”

“Ah, kau kembali? Sekarang aku minta penjelasan!”

“Ah, itu gampang.. alasannya hanya karena aku bisa melakukannya.”

Aku kira aku takkan bisa melakukannya, jadi aku pun meyakinkan diriku sendiri. Sihir itu adalah suatu hal yang bebas dan kurang bertanggung jawab… walaupun sekarang aku lelah.

“Kau lihat kan? Kau bisa menarik budak.”

“Betul.. Aku bisa mengambil budak…”

Memang lebih baik membiarkan Rokuko berpikir begitu.

… Lalu, apa yang harus ku lakukan pada gadis bertelinga anjing ini? Untuk saat ini, mungkin kah aku untuk memperlakukannya seperti guling..?

“Ngomong-ngomong, siapa nama anak ini? Akan sulit untuk memanggilnya jika dia tak punya nama.”

“Ah, benar juga.. Siapa? Namamu? Atau mungkin nama panggilanmu?

“Eh…. Ah… … Meat.. begitulah aku dipanggil, Goshujin-sama.”

Meski tanggapannya sedikit lamban, tapi dia dapat menjawab dengan baik.

Untuk saat ini, aku berbaring di sisa hari itu, aku juga mengeluarkan roti rol manis dan futon serta kombo bantal dengan DP, memintanya untuk berisitirahat.
Meskipun pada awalnya dia tidak bergerak, tapi saat diperintah dia dengan patuh memakan roti rol manis dan berbaring, tidur dengan futon yang kuberikan.

Untuk informasi bagaimana caranya mengobati Meat, mungkin akan lebih baik jika pasukan ksatria itu kembali.
Selain hal itu, ada baiknya para ksatria itu tidak ikut campur.

*****

Pada akhirnya, pasukan ksatria itu kembali untuk memastikan mayat para bandit itu telah benar-benar terbakar.

Seperti biasa, Aku sedang tidur saat semua itu terjadi.

Setelah itu, mereka kembali ke kamp mereka tanpa melakukan hal lain. Aku terbayang, mungkin akan makin seru jika mereka membantai para bandit itu dan kemudian memakan daging bakar mereka. Sungguh.

Mengubah mayat-mayat itu menjadi DP bukan suatu masalah, aliran masuknya pun menjadi lebih berarti. Dengan ini, total DP yang kami miliki sebesar –14504 DP.

“Luar biasa… ini pertama kalinya aku melihat DP sebanyak ini.”

Sekarang, jika dibandingkan dengan jumlah DP yang kami miliki selama ini, jumlah ini adalah sebuah kemakmuran kecil.

Akan tetapi, karena gerombolan bandit itu sudah tidak ada disini lagi, pemasukan kami jadi berkurang.

Gobsuke pun sudah tidak ada disini lagi… tapi sebagai gantinya aku memiliki budak bertelinga anjing dan harus merawatnya.

Dengan makan tiga kali sehari, dan dengan asumsi aku memberinya roti rol manis aneka rasa dan minuman.. konsumsinya sebesar 15 DP per hari.

Sedangkan pemasukan dari inti dungeon hanya sebesar 10 DP. Sepertinya budak bertelinga anjing itu menghasilkan 0 DP meski dibiarkan saja karena dianggap sebagai barang. Atau mungkin juga dari awal dia memang belum cukup kuat untuk mengumpulkan DP…

Yah, kalau memang begitu adanya, Aku akan memotong jatah makannya menjadi dua kali sehari untuk menstabilkannya… tidak, agar para penjelajah tidak menduga apa-apa pada saat mereka datang, aku perlu mengeluarkan goblin. Aku akan defisit saat melakukan itu. Bisa kah aku tidur dengan nyenyak dalam situasi seperti ini? Tidak, aku tidak bisa tidur. Aku seorang pengecut, jadi aku tidak bisa menahan rasanya tabunganku berkurang sedikit demi sedikit.

Jadi Aku, seseorang yang tidak bisa hidup dalam gaya manajemen defisit, perlu melakukan perubahan mendasar pada cara kerja [Goa Sederhana] ini.
…. Haah, Aku tidak ingin bekerja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar